Assalamualaikum ….
Haii blogger ,setelah tugas-tugas kuliah ku mulai kelar dan tugas2 di organisasiku
yang memeras otak dan tenagaku satu per
satu mulai beres akhirnya aku sudah mulai bisa bernafas lega :D ,
sooo kumat lagi deh pengen nulis n berbagi cerita lagi di sini @My Story…
When I’m being Master of
Ceremony in The Public Lecture ^_^
M
arch
20th 2012,Environmental Engineering Dept
of IST AKPRIND Yogyakarta my beloved Campus invited bule* from Michigan &
Florida ,US as speaker in the StudiumGenerale: “ Sustainable Climate Change
Program Management” .
And
how happily I am, because my majoring’s head master asking for me become the MC
in that event. :D. I accepted directly!!! It would be my first experience
become an MC with speaking English . ^_^ without long time preparation the
night before the day, I try to translate word by word that I’d say as an MC. I
practiced in front of mirror, smiling, n be polite, hehehhe
When I’m waiting for bule* , with Ms. Ningrum (left: Head of
Enviroengdept) left n Ms. Narsih (right)
“Welcome
to My Campus”
from left : Mr. YudiSetyawan (Dean Of FST), Mr.SeanHunter,Ms. Sally Palmi, Mr.
Mattew& Ms. Wendy)
They
are (bule*)pegawainegeri di BLH nya US gtuu,.. (campur2 :P), so they would
share about the environmental management at their government.
I
began opening the public lecture : “Aswwrwb, good morning ladies n gentleman
and all my dear friend…..”
Do
you know, because all greeting from Rector, Dean&etc use “assalamualaikum”
for opening their greeting, surprisingly MrMattew said “Assalamualaikum”
echoing us.. hahaha :D He said not really clear, so made all participant in the
room laughing . :D
Looks!
When I opening that event , they are ( speakers) look at me with smile.. I
don’t know why ??hehehhe :P
Students
that participated In this public lecture were limited. It participated 80
student.
“Thanks
Giving”
May
be they (speakers) feel like an artist that day , because every participant
wanna took a photo with them. :Dhhaha
Lesson :
City of Ann arbor , Michigan
sangatmemperhatikanlingkungan.
Merekaberbagiilmutentangaksimenjagalingkungan contohnya :pemerintahandisanamemberikanfasilitasbagi
pedestrian (pejalan kaki) sebagaisalahsatuaksiuntukmenjagalingkungan for reduce
emission, selainitumerekamelaksanakan program “walk to work,bus to work or bike
to work” denganberjalanatau pun naik bus ketikamenujukantorotomatisakanmehgurangiemisi
CO keudara. Disanajugamenggunakan porous paving (paving block yang
dapatmenyerap air hujan) ,sehinggaketikahujancukupderas di area paving porous
tidakakanterjadigenangan air. Tapilihatsaja, di sekitarkita,contohnyasajadikampus 1 IST Akprind , dihalaman yang di paving
block pastiakanterjadigenanganketikahujanderas.:(
Tapitidak di kampus 3 ISTA ,genangansudahdiminimalisirkarenamahasiswa TL
membuatbiopori (LRB : Lubangresapanbiopori) ^0^ horeeee.
“Green Energy Challenge”, menurutkuadalahhal yang harus di teladani
Negara kitauntukmenghematenergi. Merekamelakukan “Landfill Gas Capture”
yaitupenangkapan gas dari Landfill.Gas yang dimaksudadalah Gas Methana (CH4)
gas iniberasaldari Controlled Landfill ataupengurukansampah di TPA (Tempatpembuanganakhir).
Gas tersebutdapatdimanfaatkansebagai biogas lohh… Komponen Biogas
antara lain sebagai berikut : 60% CH4 (metana), 38% CO2, dan 2% gas N2, H2, H2S
dan O2. Biogas dapat dibakar seperti LPG dalam skala besar biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik sehingga dapat dijadikan sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbaharukan. Caranya olahnya
gimana, coba deh tanya si eMbah Google :P. Sedangkan di Indonesia sendiri setauku blum ada pemanfaatan gas
methan dari TPA atau landfill, gas yang terbentuk ya Cuma terbuang saja… Lmubazirkan?????
“Urban
forestry and Food “ jugaadalah program utama yang merekagalakan. Mereka mempertahankan area hijau
dikota, tidak terus-menerus melakukan pembangunan. Dan melestarikan sumber daya
alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarkat , supaya masyarkatnya tidak
sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan. Masih ingat negara kita dijuluki Lumbung Padi? Tapirasanyasekarangjulukantesebutsudahtidakpantaslagi,
karena Negara kitasudahmengimportberasdari Thailand.Lahan2
persawahanmulaidiubahmenjadi area perumahan ,pertokoandll. Truss
gmnnantinasibanakcucukitamaumakanapamereka???
Sehinggaperluadakesadarandanperaturan yang
tegasdaripemerintahuntukmempertahankankelestarianlingkungan , SDA, kehidupankitadananakcucukita.^_^
That’s
all mylil story…thank you for reading. ^_^
Kalo ada yang maumintasayajadiMc diacara2 apaaja,
bolehlahhubungisaya.
Ya Allah, jika kau dengar pintaku...
ingin aku segera ditemukan dengan jodohku,
jodoh yang menyembuhkan luka hatiku
dari setiap perih yang ku rasa,
dia yang dapat menghapus air mata sedihku ...
dan menggantinya dengan air mata bahagia
dia yang dapat memelukku dengan cintanya...
dia yang dapat menjagaku karena mencintai-Mu
Ya allah ...q lelah menantinya...aku tlah lelah......
Oleh : Mulia Rizki Utami Lutfi/091111008/Teknik Lingkungan
Dosen Pembimbing : Dra. Yuli Pratiwi, M.Si
Pembukaan :
Ketika berbicara masalah bank, hal terpikirkan dalam benak orang banyak adalah suatu tempat terjadinya transaksi uang, baik berupa aktivitas menabung, mentransfer, atau mengambil uang. Namun, tidak demikian halnya untuk bank yang ini. Bank ini adalah bank sampah. Bank yang bernama Bank Sampah Gemah Ripah, kini sudah diterapkan di 20 desa di Bantul, DI Yogyakarta. Bank Sampah merupakan metode edukasi pemilahan sampah terpadu bagi masyarakat. Tidak hanya mengurangi timbulan sampah di lingkungan sekitar namun masyarakat juga dapat mendapatkan manfaat secara materi dan moral dari pengelolaan sampah tersebut.
Sejarah :
Bank Sampah “Gemah Ripah” (Gerakan Memilah dan Me- reuse Sampah) ini lahir dari ide seorang dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di Yogyakarta bernama Bambang Suwerda. Keaktifannya mengajar sebagai dosen tak membuat Bambang terjebak rutinitas. Ketika ide itu muncul, langsung dia berusaha mewujudkannya. Sebagai dosen kuliah kesehatan masyarakat, dia menginginkan masyarakat di sekitar rumahnya hidup sehat. Begitu demam berdarah dengue (DBD) menyerang kampungnya, Bambang resah. Dia lantas menggagas pembentukan bengkel kesehatan lingkungan.
Dalam benak Bambang, dengan membentuk bengkel kesehatan lingkungan, ia bisa mengajak warga untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan. Dengan kepedulian itu, kasus DBD otomatis akan turun jumlahnya. Bambang memulai dari hal sederhana, yakni membuang sampah, seperti kaleng bekas, pada tempatnya agar tidak menampung air. Masyarakat diajak untuk mengumpulkan sampah dan memilahnya. Awalnya respons masyarakat tidak terlalu bagus karena mereka menilai sampah adalah urusan cetek yang tak perlu dibuat serius.
Respons warga yang tidak menggembirakan itu membuat dia harus berpikir keras. Sampai suatu saat ia melihat tayangan televisi yang menceritakan aktivitas sebuah komunitas dalam membangun bank sampah. Istilah bank sampah membuat dia langsung teringat pada aktivitas perbankan. Meski latar belakang pendidikannya adalah teknik lingkungan, Bambang mencoba mengadopsi konsep bank konvensional pada bank sampah yang digagasnya.
Setelah digagas cukup matang, momentum peringatan dua tahun gempa yang melanda Yogyakarta pada 2008 dimanfaatkan untuk meluncurkan gerakan bank sampah. Pada masa awal banyak warga yang masih bingung dengan konsep tersebut sehingga gerakan bank sampah kurang berjalan efektif. Baru sekitar sebulan kemudian, masyarakat bisa menerimanya.
Teknis :
Bank Sampah “Gemah Ripah” , kata gemah ripah tersebut memiliki arti Gerakan Memilah dan Me-reuseSampah. Bank sampah yang beralamatkan di Badegan, Bantul , Yogyakarta ini memiliki 2 sistem yaitu system Individual dan system komunal dalam peyetoran sampah. Para peserta bank sampah disebut nasabah. Untuk system individual setiap nasabah telah memilah- milah sendiri smapah sesuai jenisnya, kemudian datang dengan tiga kantong sampah yang berbeda. Kantong pertama berisi sampah plastik; kantong kedua adalah sampah kertas; dan kantong ketiga berisi sampah kaleng dan botol. Petugas yang diibaratkan sebagai Tellermenimbang sampah yang di setorkan oleh nasabah. Setelah ditimbang, nasabah akan mendapatkan bukti setor berupa lembar putih dari teller bank, dan petugas menyimpan lembar merah sebagai kendali. Bukti setoran itu menjadi dasar penghitungan nilai rupiah sampah yang kemudian dicatat dalam buku tabungan nasabah.
Untuk system komunal, petugas dari bank sampah mengambil sampah-sampah yang telah terkimpul di tonk-tonk pilah di masing – masing RT. Kemudian ditimbang dan di catat dari RT mana.
Setelah sampah yang terkumpul cukup banyak, petugas bank sampah akan menghubungi pengumpul barang bekas. Pengumpul barang bekas yang memberikan nilai ekonomi setiap kantong sampah milik nasabah. Catatan nilai rupiah itu lalu dicocokkan dengan bukti setoran, baru kemudian dibukukan.
Harga sampah dari warga itu bervariasi, tergantung klasifikasinya. Kertas karton, misalnya, dihargai Rp 2.000 per kilogram dan kertas arsip Rp 1.500 per kg. Sedangkan plastik, botol, dan kaleng harganya disesuaikan dengan ukuran.
Setiap nasabah memiliki karung ukuran besar yang ditempatkan di bank untuk menyimpan sampah yang mereka tabung. Setiap karung diberi nama dan nomor rekening masing-masing nasabah. Karung-karung sampah itu tersimpan di gudang bank.
Tak jauh berbeda dengan bank konvensional umumnya, bank sampah juga menerapkan sistem bagi hasil dengan memotong 15 persen dari nilai sampah yang disetor individu nasabah. Sedangkan sampah suatu kelompok ( komunal) dipotong 30 persen. Dana itu digunakan untuk biaya operasional bank sampah.
Jika nasabah bank konvensional bisa mengambil dananya setiap saat, nasabah bank sampah hanya bisa menarik dana setiap tiga bulan sekali. Tujuannya agar dana yang terkumpul bisa lebih banyak sehingga uang tersebut bisa dimanfaatkan sebagai modal kerja atau keperluan yang sifatnya produktif.
”Kalau (nasabah bisa mengambil kapan saja), mereka bisa jadi konsumtif. Dana baru terkumpul Rp 20.000-Rp 30.000, mereka sudah tergiur mengambilnya. Dengan aturan sekali dalam tiga bulan, mereka bisa menarik dananya Rp 100.000-Rp 200.000, tergantung banyaknya sampah yang ditabung,” kata Bambang.
Tak semua sampah nasabah disetorkan kepada pengumpul barang bekas. Sebagian di antaranya, seperti sampah plastik bekas pembungkus makanan dan gabus, diolah sendiri oleh bank sampah. Plastik diolah menjadi aneka produk, seperti tas, dompet, dan rompi.
Manfaat :
Dengan pelaksanaan Bank Sampah memberikan manfaat dalam hal kesehatan, ekonomi, serta pendidikan. Antara lain menciptakan estetika dilingkungan sekitar. Selain itu pengelolaan bank sampah dan kerajinan dari sampah plastik bekas bungkus kemasan dapat meningkatkan pendapatan warga. Tidak hanya itu, dipandang dari aspek pendidikan menabung sampah secara tidak langsung dapat mendidik warga dan anak- anak untuk menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan dan hal tersebut tentunya akan menjadi budaya hidup sehat bagi masyarakat.
Harapan saya :
Jika saja seluruh kelurahan di Yogyakarta saja bisa mememiliki kesadaran untuk menerapkan pengelolaan sampah seperti Bank Sampah “Gemah Ripah” ini, tentu TPA piyungan tidak akan menerima 350 – 400 ton sampah per hari nya.^^
Penutup :
Demikian laporan kuliah lapangan ini saya buat untuk memenuhi tugas ke-empat mata kuliah Pengelolaan Persampahan. Saya mengucapkan Terima kasih banyak kepada Ibu Dra. Yuli Pratiwi , M.Si atas bimbingan dan ilmunya yang telah diberikan sampai akhir perkuliahan. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dalam laporan ini.
Sumber :
1.Kompas
2.Data wawancara Kuliah Lapangan , 5 Januari 2011. Narasmber : Uthie dan Nur Sahid (Petugas Bank Sampah)
3. Berbagai sumber
Data Foto :
Gambar 1. Tanya – Jawab di lokasi pengrajin plastik.
Gambar 2. Hasil Kerajinan daur-ulang plastic yang di perdagangkan.
Gambar 3. Tong Komposter di sudut desa.
Gambar 4. Foto tas besar dari bungkus kemasan minyak goreng “ Filma”.
Gambar 4. Foto mahasiswa Teknik Lingkungan IST AKPRIND di lokasi kuliah lapangan.
Asalamualaikum..di blog ini setelah sekian lama aku telantarkan(heheheh), awal buat sih karena disuruh dosen untuk upload tugas Pemrograman komputer, tapiii setelah perkuliahan slesai, otomatis tgs Pemrog.komp ga ada juga..jadi aku juga ga posting* lagi...
Tiba2 saja sekarang nii, aku pengen nge-Blog gara2 sering baca* n mantengin postingan* orang di blog.
Salutttt ajaa...mereka* (para blogger yang blognya suka aku pantengin) tu bisa menyampaikan curahan hati, aktivitas, n mempamerkan bakat mereka di blog dengan rangkaian kata* yang menginspirasi...
Jadiinya..ini deh aku mulai menulis, postingan baruku.
#Menghidupkan lagi Blogku.:)
>>First Share<<
Aku mengikuti salah satu UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa) yaitu SATMABHARA.
Tampilan kami memang mirip polisi , hanya warna seragamnya saja yang berbeda yaitu warna biru.
Kami berjati diri seperti ini karena kami didikan POLDA DIY. :)
Kegiatan kami antara lain : Sosialisasi Bahaya Penyalah Gunaan Narkoba ke sekola2, nge-PAM di event-event kota Yogyakarta atau kampus, SAR (search and resque) dan sekarang kami sedang rutin bantu pak polisi ngatur lalu lintas
.
Brimda. Sapta sedang ngatur lantas sama pak Polisi.
#fotoku yang sdg ngatur lantas blum dipindahin di laptop.hhuhu
Cerita tentang ngatur lantas...
Kita kan jam 06.00 harus sudah stand by di mako niih, beuh padahal kan rumahku jauh nian ( di prambanan : at least 30 km dari kampusku ato perjalanan 30 menit by Trans Jogja). Hwaaa , , aku harus bangun pagi-pagi buta, pokoknya nyetel alarm Hp, alarm jam, minta mama bangunin aku, minta adekku bangunin aku,.pokoknya segala cara anti bangun kesiangan deh.:P
Pagi ini alhamdulilah aku bangun jam 4 lebih sedikit, langsung aku mandi, sholat, truss kira2 jam 5 gtu, aku sms-in smua anggota, aku bangunin semuanya :"Bangun...yok..bangun".
dan kira2 pukul 5.30 , aku berangkat ke mako, suasana masih agak gelap, berkabut,n juga masih dinginnn pastinya.
Sampai di shelter, nungguin bis bntar...pak sopir udah siap melajukan kemudinya.
#ngennngg,bus jalan deh.
>Story at Jalan Lempuyangan <
#Aku turun dari motor,merapikan seragam, trus pakai topi (karena aku blum pembaretan)
Pak ade, Pak Faisal, n Pak kasat sudah berdiri ngatur lantas---prittt...prrriiiittttt----.
aku ulai melangkah ke pos. Tiba2 dari belakang ada seorang kakek yang lagi goess pagi-pagi, mengeRem tepat disampingku.
Kakek :Sekarang udah ganti seragam ya mba? (maksudnya ngliat seragam kami kok warnanya biru, kan kalo polisi warna seragamnya coklat.;) )
aku: Oohhh...hhhh( agak bingung) ini pak? (menunjukan warna seragamku). Oo, kami bukan polisi pak, kami mahasiswa. jawabku tersenyum :) (hehehhee :P)
kakek : oo, tak kira polisi seragamnya ganti .(hhe) si kakek tertawa kecil, lalu mulai menggoess lagii sepedanya, dan berlalu meningglkanku.
#Eh, ternyata disangkanya kami polisi yang ganti seragam.heheheh.
Perkenalkan, Kami SATMABHARA IST AKPRIND YK. ;)
Setelah Pelantikan Komandan, kaur , kanit di auditorium IST AKPRIND.
Aku (depan) & ibu Corry serong di mako Satmbhara.:)
udah dulu ahhh, ceritanya...nanti aku sambung lagi cerita lain di My Story...:)